Sirup dan Jamu
Orientasi
Pada siang hari yang panas Andi baru saja pulang sekolah.
Ia adalah anak SMP yang kini menduduki bangku kelas 9. Andi langsung masuk ke
rumah dan disambut hangat oleh Ibunya. Andi segera mandi lalu ganti baju.
Setelah mandi ia langsung menuju ke meja makan karena perutnya lapar. Andi
mengajak Ibunya untuk makan bersama di meja makan.
Perumitan Peristiwa
Ditengah-tengah
mereka sedang makan, ada orang asing yang mengetuk pintu depan rumah mereka.
“Biar
Andi saja yang membuka pintunya, Bu.” Ucap Andi.
“Iya,
Nak.” Ibu Andi menjawabnya.
Andi pun segera
bergegas dari meja makan untuk menuju ke pintu depan. Setelah pintu terbuka
Andi kaget karena ada dua orang asing yang mengenakan jaket kulit warna hitam
dan mukanya sangat garang.
“Dimana Ibumu?” dengan nada keras salah satu dari orang
asing itu berkata.
“Ada apa kalian mencari Ibuku?” Andi tanya balik ke orang
asing tersebut.
Komplikasi
Tiba-tiba Ibu Andi
menyusul Andi ke pintu depan rumah karena mendengar ada suara keributan yang
keras dari luar rumah.
“Ada apa ini, kok ribut-ribut begini?” tanya Ibu Andi ke
Andi.
Ibu Andi pun kaget
karena dua orang tersebut adalah dep kolektor yang menagih hutang Ibu Andi
dengan nominal uang yang banyak.
“Sekarang kami akan sita barang-barang kalian yang ada di
rumah ini!” ucap dep kolektor tersebut dengan keras.
“Silahkan ambil apa yang kalian mau, agar hutangku
terlunasi.” Ucap Ibu Andi.
Resolusi
Pada
malam harinya Andi bertanya kepada Ibunya “Mengapa Ibu mengizinkan mereka
mengambil barang-barang kita?”
“Coba kamu bikinkan Ibu jamu dan sirup!” Ibu Andi
menyuruh Andi.
“Baik, Bu.” Ucap Andi.
Setelah beberapa menit
Andi kembali dengan membawa dua gelas yang berisi jamu dan sirup.
“Ini, Bu. Jamu dan sirupnya.” Ucap Andi sambil menaruh
dua gelas tersebut di meja.
“Coba sekarang kamu minum sirupnya lalu kamu minum juga
jamunya.” Ucap Ibu Andi.
“Sirupnya manis dan Jamunya pahit, Bu.” Ucap Andi setelah
meminum keduanya.
“Itulah mengapa Ibu tadi mengikhlaskan barang-barang yang
ada di rumah ini diambil sama dep kolektor, karena ada saatnya hidup kita manis
dan ada saatnya hidup kita pahit. Saat ini kita berada pada posisi kehidupan
yang pahit dan percayalah suatu hari nanti kehidupan kita akan manis kembali.”
Nasehat Ibu Andi kepada Andi.
“Ibu pun dulu terpaksa harus meminjam uang kepada mereka,
karena keadaan ekonomi kita kurang pada saat itu.” Ibu Andi menjelaskan pada
Andi.
“Iya, Bu. Andi sekarang mengerti keadaannya. Andi akan
berusaha untuk membantu Ibu.” Andi merasa termotivasi berkat nasehat dari
Ibunya.
Koda
Kehidupan kita bisa kita ibaratkan seperti segelas jamu
dan segelas sirup. Ada saatnya kita terpuruk, sedih, dan kehilangan harta benda
dan ada juga saatnya kita senang, gembira, dan bahagia. Percayalah kehidupan
tidak akan seterusnya enak, ada yang tidak enaknya juga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar